Secarik Keluhuran dari Busana
Eksotika Batik Kaltim dalam Peragaan Busana
Kreatifitas
di atas panggung bukan hanya sekedar menampilkan, melainkan melestarikannya.
Narasi :
Pengisahan suatu cerita atau kejadian (deskripsi, kisahan, penceritaan, pemaparan,
pembeberan, penjelasan, pengisahan, pemerian, riwayat, tuturan).
Luhur : Tinggi;
mulia; pengorbanan jiwa dan raga.
Busana :
Pakaian; baju.
Tunabusana :
Tidak berpakaian; belum mengenal pakaian
Adibusana : Busana
wanita yang eksklusif dan cenderung yang sedang tren.
Ekspresif :
tepat (mampu) memberikan (mengungkapkan), gambaran, maksud, gagasan, perasaan.
Ekspresi :
proses pengungkapan perasaan.
Eksotis : Abnormal; aneh; ajaib;
asing; eksentrik; ganjil; istimewa; jarang; unik.
Eksotis :
Memiliki daya tarik.
FASHION SHOW BATIK KALTIM POLNES FESTIVAL KOTA SAMARINDA 2015
Lenggak-lenggok di atas panggung, seraya
mengacak pinggang kiri-kanan nang kaya Miss Universe bujuran. Sambil menghayati
dinamika dan irama cepat dan lambat menghambur langkah-langah kaki di atas alas
tungkai kaki setinggi lima belas senti meter. Mencari sela-sela pose untuk
berhenti di antara hiruk-pikuk lagu nang kaya memang di ikuti oleh nada.
Mengayun-ayunkan pergelangan tangan sampai terputar-putar lalu melentik-lentikan
jari-jari bak lengan Enggang yang menari-nari di atas pohon tinggi. “tok..tok..tok,tak”
beginilah suara-suara yang berdenting dari alas tungkai kaki itu. Tak heran, terbayang
nang kaya Model di atas panggung acara modelling bujuran. Sahut-menyahut tepuk tangan dan teriakan-teriakan
nang kaya anak-anak hewan mamalia meminta makanannya yang sudah kelaparan. Dan
saat itulah, tangan kecil membentangkan kain-kain yang berisi Keluhuran Busana
Batik Kaltim, yang memang handak sengaja diberi saat riuh kemeriahan sahutan
tersebut.
Adegan
di atas adalah salah satu pengalaman ekspresif saya pada masa-masa sekolah yang
sedang mengikuti perlombaan secara inisiatif pribadi sendiri. Ini terjadi pada
tahun 2015 silam, hal ini tanpa disengaja, tetapi memang pikiran yang
berseloroh untuk berminat menikmati dunia Fashion Show Remaja.
Badan kaku dan kurus, wajah berjerawat akibat tidak dirawat, tetapi
tidak menutupi rasa tekad ingin menjadi model nang kaya di TV-TV
(televison), inilah pikiran pertama yang muncul pada saat mengikuti les
model. Kita tinggal mengikuti saja apa yang di perintahkan pada setiap
perlombaan, uranghanyar (baru) memang
sulit tetapi siapa yang dapat menduga keberuntungan dapat terjadi pada siapa
dan dimana saja, dan asalkan ada dananya yang berkontribusi juga. Dan inilah
salah satu rubrik prestasi dalam dunia Peragaan busana yang di perankan oleh
saya sendiri ;
1. 20 BESAR
EXPRESI LOOK 3 KALTIMPOST SAMARINDA 2014;
2. JUARA 3
FASHION SHOW COCKTAIL LOLLIPOP DIVA AGENCY KOTA SAMARINDA 2015;
3. THE BEST
COSTUM MISS HELLO KITTY ICHA PRODUCTION KOTA SAMARINDA 2015;
4. JUARA 2
FASHION SHOW COBOY KOTA SAMARINDA 2015;
5. JUARA 3 MISS
SOPHIE MARTIN BC YUNI AULIYA KOTA SAMARINDA 2015;
6. JUARA 1
FASHION SHOW BATIK KALTIM POLNES FESTIVAL KOTA SAMARINDA 2015;
Inilah salah-satu prestasi saya, bukannya ulun hendak pamer, tapi julak baca baik-baik apa saja kategori
yang saya menangkan. Ya itulah, sebagian besar saya memiliki kemenangan pada
kategori busana casual dan trendy modern,
menurut saya ini amat sangat di sayangkan, di karenakan di usia yang tidak
lagi remaja, saya merasa sedih dengan Trend Fashion Mode di Indonesia masa kini
tentunya. Sebenarnya sih bagus, memiliki kretifitas unik-unik. Tetapi apa daya
bila kita tidak melestarikan Busana Keluhuran kita, agar bisa menjaga, merawat
bentuk, melestarikannya juga, serta membuat kreatifitas terbaru dalam proses
pembuatan motif batik serta mode busananya.
Batik, tidak hanya sekedar batik yang
terdapat di atas kain polos. Batik adalah kain yang bergambar yang pembuatanya
secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian
pengolahannya di proses dengan cara tertentu. Batik dengan arti tesaurus yakni,
menggambar; membatik.
Kita memang
memiliki kreatifitas tidak terbatas yang di luncurkan oleh Ide (brain)
manusia itu sendiri. Tetapi bila kita tidak dapat mengolahnya dengan cermat,
akan mengakibatkan penyalah gunaan dan tidak tepat guna, sehingga membuat
kesenangan semata. Inilah Pesona Batik Kaltim mulai kendur dalam Tren Busana
Modern, kurangnya kreatifitas pengembangan yang menarik, sehingga model-model
Batik Kaltim terlihat amat membosankan akibat kalah saing dengan tren-tren yang
kebut-kebutan.
Semua wanita, tidak ada yang tidak ingin
cantik. Semua wanita pasti ingin di puji-puji atau perlu di sembah-sembah
sebagai wanita paling cantik. Tetapi, sayangnya dunia salah kaprah menanggapi arti cantik itu sendiri. Termasuk saya,
tetapi setelah menyadarinya cantik itu bukan dari hanya fisik melainkan jiwa
dan raga. Dimana tidak hanya tubuh yang sehat tetapi juga jiwa yang sehat yang
mampu menyalurkan rasa empati dan simpati, khususnya pada hal ini, dalam
masalah Peragan Busana Mode Pelestarian Batik Kaltim.
Tak heran, kebanyakan orang mengangap Busana
Traditional di anggap kuno. Hal ini akibat dari pemikiran sempit manusia.
Selayaknya kita hidup diatas tanah Bhineka Tunggal Ika, keberagaman dan kebudayaan
bukan berarti kita menjadi warga mejemuk. Melainkan kita saling mengisi menjadi
integritas yang layak di lestarikan bagi anak-anak penerus bangsa. Bukan
mencapur-aduk budaya dan keberagaman melainkan kita melestarikan dan menghargai
hal yang sudah ada dengan cara kita menggunakannya.
Inilah Eksistensialisme, di mana manusia
memiliki keberadaan yang di nilai oleh masyarakat sekitarnya, sehingga itulah,
secara tidak sadar manusia mengikuti arus gelombang Era Globalisasi dan meninggalkan tempat asalnya karena sudah ada
mobilitas yang lebih praktis (Ali, 363:2015). Boleh saja kita mengikut tren
terbaru, agar tidak ketinggalan zaman, tetapi sebagai Masyarakat Kebudayaan, “kitalah yang membuat hal yang sederhana
mampu menjadi lebih mewah”. Slogan ini yang saya gunakan pada saat
saya menjadi kandidat pemilihan ketua Teater Mahib’e, Fakultas Ilmu
Budaya-Universitas Mulawarman 2017. Hal ini bukan hanya sekedar kata-kata
biasa, tetapi saya ingin menanamkan budaya hal yang tak di sangka akan menjadi
sebuah kenyataan, tetapi dengan syarat juga, yakni Tindakan.
Peragaan Busana yang mengangkat Tema Culture Of Indonesia, Tenggarong.
Dengan judul artikel yang saya tulis, “Secarik Keluhuran dari Busana, Eksotika Batik Kaltim dalam Peragaan Busana.
Kreatifitas di atas panggung bukan hanya sekedar menampilkan, melainkan
melestarikannya”. Saya ingin kawan-kawan semua dan berbagai kalangan usia,
bahwa busana itu tidak hanya sekedar pakaian, tetapi memilki moralitas yang
berbudaya, tetapi jika kita menaruhnya di dalam busana tersebut, bila kita
tidak memberikan apa-apa, busana tersebut hanya sebatas busana biasa, bukan
lagi Keluhuran Busana yang bernilai.
Siapa lagi yang akan bertindak selain
anak-anak penerus bangsa yang menciptakan kondisi lingkungan. Dan salah satu
slogan yang saya gemari, yakni “Aku telah memberikan semuanya padamu, tetapi
apa yang akan kau berikan padaku”. Ayolah kawan, hanya sebatas artikel ini aku
menyemangatkanmu, tapi apakah kamu bisa menyemangatkan aku dengan tindakkanmu..
Sumber
refrensi :
Asito Wojow S., 1999, kamus bahasa indonesia, Malang : C.V.
Pengarang.
Wellek, Rene., Warren, Austin,
2014, teori kesusastraan, Jakarta :
Gramedia Pustaka.
Maksum,
Ali., 2015, Pengantar Filsafat, Depok: AR. RUZZ-MEDIA.
Priyadi, Sugeng., 2012, Sejarah Lokal: konsep, metode dan tantangannya, Yogyakarta :
Penerbit Ombak
Baribin, Raminah,. 1989, Kritik dan penilaian Sastra, Semarang : IKIP Semarang Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar