Rabu, 26 April 2017

Rijoq Tonau

Nama/NIM     : Yuni Suryanita/1614015002
Prodi/Matkul : Sastra Indonesia-A/Tradisi Sastra Nusantara

Setelah proklamasi walaupun baik secara legal formal maupun faktual yang dipakai sebagai bahasa nasional dan bahasa negara adalah bahasa Indonesia, tetapi bahasa-bahasa daerah yang masih di pakai oleh rakyat daerah yang bersangkutan oleh negara tetap dihormati dan dipelihara. Kebijakan ini seperti tercantum dalam penjelasan UUD 1945 pasal 36 yang berbunyi :
            Di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri, yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, dan sebagainya) bahasa-bahasa itu akan dihormati dan di pelihara oleh negara.
            Bahasa-bahasa itupun merupakan sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup (Marsono, 2011 : 11).

Nyanyian Rakyat (Folksongs), menurut Jan Harold Brunvand, nyanyian rakyat adalah salah satu genre atau bentuk folklore yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan secara kolektif (secara bersama) tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak mempunya varian.  Nyanyian rakyat berasal dari bermacam-macam sumber dan timbul berbagai macam media. Seringkali nyanyian rakyat dipinjam oleh pengubah profesional menjadi lebih menarik, tetapi indentitas folkloritasnya masih dapat kita kenali karena masih ada varian folklorenya yang beredar dalam peredaran lisan (oral transmission). Folklore lisan dalam nyanyian rakyat kata-kata dan lagu (nada) merupakan dwitunggal yang tak terpisahkan, sebab identitas folklore yang menentukan kriteria khas yang dimiliki adalah nada/lagu dan sajak. Bisa saja memiliki nada yang sama tetapi kata-kata yang berbeda, hal ini yang menentukan indentitas folklorenya. (Brundvand, 1986:130), (Danandjaja, 2007:141), (http://kbbi.web.id/kolektif).
Golongan Nyanyian Rakyat menurut Brundvand : a. Nyanyian rakyat yang berfungsi, b. Nyanyian rakyat yang bersifat liris, c. Nyayian rakyat yang berkisah. Tetapi, dari ketiga golongan yang ada, yang paling menonjol adalah fungsi kreatif atau mengandung daya cipta yang mampu menghibur, merenggut kebosanan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dari kesukaran hidup, maupun sebagai proses argumen emosional masyarakat mengenai ketidakadilan dalam masyarakat, negara dan dunia (Brundvand, 1986:136-144), (Danandjaja, 2007:146-153), (http://kbbi.web.id/kreatif).

Nyanyian Rakyat dari Bahasa Suku Dayak Dialek Tunjung (Tonyoi)

Nyanyian Rakyat pada Suku Dayak Tunjung ialah be-rijoq, dalam arti berbalas-balasan pantun dengan dialek bahasa dayak dan bercerita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat. Nyanyian rakyat suku Dayak Tunjung termasuk golongan narative atau narasi, meceritakan argumen emosional untuk penghiburan dan juga informasi kehidupan sehari-hari masyarakat.
Rijoq, keberadaanya pertunjukan  kesenian traditional  nyanyian rakyat  suku Dayak dengan dialek Tunjung. Rijoq memiliki fungsi sebagai media hiburan pada aktivitas harian masyarakat yang sangat di gemari hingga kini oleh masyarakat suku tersebut. Kesenian rijoq sebagai tempat ekspresi bagi masyarakat dayak tonyoi, dan tak khayal juga sebagai sarana komunikasi kepada leluhurnya, wahana penyampaian pesan nilai-nilai dan kontrol sosial dari syair-syair kesenian rijoq tercermin pula adat istiadat dayak tonyoi seperti keterikatan roh leluhur dengan masyarakat yang masih hidup didunia, nyanyian rijoq yang semula kelihatan sangat sederhana ternyata mengandung konvensi musikal yang kompleks dan dipatuhi dalam setiap penyajian.
Sumber lagu dan lirik Tonau; youtube https://youtu.be/fxdtaE-2nfs?t=129
Tonau
Mutn usur kabut-kabut
Sooq calatn kekaat makaat
Nameq bekab besiiq bincakng
Waweeq lihaaq empeeq umaaq
Nyetikap amuh tangkap
Perawaat kabatn samaan
Ngaq umaq taotn asakng ehau
Neaau taotn ulant merikng nyahuu
Tonau tonau
Betangkap asakng ehau
Tonau tonau
Betangkap samer sepekat
Sempekat masyarakat
Boteq ohai boteq tawaq
Taq itiit samaaq keliit
Samaaq rasaaq samaaq kasaaq
Nyetikap amuh tangkap

            Royong

Embun pagi kabut-kabut
Sudah berangkat ke ladang
Bawa bekal peralatan kerja
Wanita pria sampai ladang
Cepat-cepat selesaikan pekerjaan
Membantu handal taulan
Membuka ladang hati senang
Lihat tahun bulan isyarat alam
Royong-royong
Bekerja hati senang
Royong-royong
Bekerja sambil sepakat
Sepakat masyarakat
Jangan kurang jangan hilang
Yang kecil sama sedikit
Sama rasa sama merasa

Dalam penulisan nyanyian rakyat saya mengangkat nyanyian rakyat rijoq tonau nyanyian yang mengekspresikan tentang masyarakat yang bergotong royong untuk menanam padi di ladang. Rijoq Tonau memiliki pemahaman idealisme “..mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat di pahami kaitannya dengan jiwa dan ruh. ..realitas ini terdiri atas ruh-ruh (sukma) atau jiwa, ide-ide dan pikiran atau sejenis dengan itu. ..penting dalam perkembangan sejarah pemikiran manusia” (Maksum, 2015:361).
Paham idealisme sangat berkaitan dengan nyanyian rakyat Rijok Tonau, “Wanita pria sampai ladang, Cepat-cepat selesaikan pekerjaan, Membantu handal taulan, Membuka ladang hati senang, Lihat tahun bulan isyarat alam, Royong-royong”. Arti taulan atau menaul dalam sajak rijoq tonau adalah menambat atau meletakan sesuatu, sesuai dengan nyanyian mendeskripsikan tentang masyarakat yang sedang bergotong-royong menanam padi di ladang dengan menambat bibit padi ke tanah secara bersama-sama. Dalam sajak ini, kesamaan gender sama-sama melakukan pekerjaan ke ladang, dengan emosional positif yang di terima sebagai rasa wujud apresiasi emosional gender tersebut. Mereka melakukan aktivitas tersebut dengan melihat tahun dan bulan untuk menghitung hasil mereka tanam dan tuai dengan cara bekerja sama.

Peran masyarakat saat itu sudah dapat menyadari kebahagiaan atau rasa emosional mereka akan di dapat melalui proses apa yang telah mereka lakukan. Hal ini yang membetuk sejarah pemikiran manusia pada zaman itu, bahwa tubuh bisa bahagia bila kita melakukan aktivitas hakikat dunia dengan bergotong-royong mendapatkan hasil yang cepat. Dan cara mengucapkan rasa syukur mereka terhadap alam yaq dengan berijoq, mengirim komunikasi pada leluhur tentang sejarah pertumbuhan pemikiran mereka yang berkembang dan berlanjut. Sehingga masuklah paham idealisme dalam nyanyian rakyat rijoq tonau.

Nyanyian rakyat memang bukti kesenian daerah dalam berbahasa, pemikiran/paham, ilmu antropologi, satra dan etnomusikologi yaitu study musik dari aspek oral, aspek sosial, kultural, psikologi. Zaman lah yang menentukan revolusi kesenian, tercipta revelitas yang tidak relevan dengan zaman prasejarah hingga terjadinya sejarah. Hal ini yang menimbulkan konflik pro-kontra salah-satunya dalam pemikiran idealisme pada nyanyian rakyat ini, yang berbeda pandangan dengan paradigma era globalisasi. Sekarang kita harus bertindak dalam menelaah esensi kesenian rakyat yang memiliki estetika tersendiri, memilah mana yang benar mana yang tidak, sebab kita sudah memiliki kepercayaan masing-masing. Dan tujuan kita adalah menikmati budaya yang ada, bila tidak sesuai dengan budaya yang ada sekarang, kita lah yang pintar-pintar menyesuaikannya.


Sumber refrensi


Asito Wojow S.1999.Kamus Bahasa Indonesia. Malang:C.V.Pengarang.
Danandjaja, James.2007.Folklore Indonesia; Ilmu gosip,dongeng,dan lain-lain.Jakarta:Grafiti.
Maksum, Ali.2015.Pengantar Filsafat.Depok:AR.RUZZ-MEDIA.
Marsono.2011.Morfologi Bahasa Indonesia dan Nusantara.Yogyakarta:Gadjah Mada   University Press.

Saya menggunakan informan tambahan/bantuan, data informan tambahan tersebut di bawah ini.
Nama               : Neri Herningsih S.Pd
Umur               : 57 tahun
Jenis kelamin   : Perempuan
Pekerjaan         : PNS

Alamat            : Jl. Perjuangan No. 31 RT. 003 Sempaja Selatan, Samarinda Utara, Kalimantan Timur  75119

Tidak ada komentar:

Posting Komentar