Nama/NIM : Yuni Suryanita/1614015002
Prodi/Matkul : Sastra Indonesia-A/Tradisi Sastra Nusantara
Setelah proklamasi walaupun baik secara
legal formal maupun faktual yang dipakai sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara adalah bahasa Indonesia, tetapi bahasa-bahasa daerah yang masih di pakai
oleh rakyat daerah yang bersangkutan oleh negara tetap dihormati dan
dipelihara. Kebijakan ini seperti tercantum dalam penjelasan UUD 1945 pasal 36
yang berbunyi :
Di daerah-daerah yang mempunyai bahasa
sendiri, yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik (misalnya bahasa Jawa,
Sunda, Madura, dan sebagainya) bahasa-bahasa itu akan dihormati dan di pelihara
oleh negara.
Bahasa-bahasa itupun merupakan
sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup (Marsono,
2011 : 11).
Nyanyian
Rakyat (Folksongs), menurut Jan Harold Brunvand, nyanyian rakyat adalah salah
satu genre atau bentuk folklore yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar
secara lisan secara kolektif (secara bersama) tertentu, berbentuk tradisional,
serta banyak mempunya varian. Nyanyian
rakyat berasal dari bermacam-macam sumber dan timbul berbagai macam media. Seringkali
nyanyian rakyat dipinjam oleh pengubah profesional menjadi lebih menarik,
tetapi indentitas folkloritasnya masih dapat kita kenali karena masih ada varian
folklorenya yang beredar dalam peredaran lisan (oral transmission). Folklore
lisan dalam nyanyian rakyat kata-kata dan lagu (nada) merupakan dwitunggal yang
tak terpisahkan, sebab identitas folklore yang menentukan kriteria khas yang dimiliki
adalah nada/lagu dan sajak. Bisa saja memiliki nada yang sama tetapi kata-kata
yang berbeda, hal ini yang menentukan indentitas folklorenya. (Brundvand,
1986:130), (Danandjaja, 2007:141), (http://kbbi.web.id/kolektif).
Golongan
Nyanyian Rakyat menurut Brundvand : a. Nyanyian rakyat yang berfungsi, b. Nyanyian
rakyat yang bersifat liris, c. Nyayian rakyat yang berkisah. Tetapi, dari
ketiga golongan yang ada, yang paling menonjol adalah fungsi kreatif atau
mengandung daya cipta yang mampu menghibur, merenggut kebosanan masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari dari kesukaran hidup, maupun sebagai proses argumen
emosional masyarakat mengenai ketidakadilan dalam masyarakat, negara dan dunia (Brundvand,
1986:136-144), (Danandjaja, 2007:146-153), (http://kbbi.web.id/kreatif).
Nyanyian
Rakyat dari Bahasa Suku Dayak Dialek Tunjung (Tonyoi)
Nyanyian Rakyat pada Suku Dayak
Tunjung ialah be-rijoq, dalam arti berbalas-balasan pantun dengan dialek bahasa
dayak dan bercerita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat. Nyanyian rakyat
suku Dayak Tunjung termasuk golongan narative atau narasi, meceritakan argumen
emosional untuk penghiburan dan juga informasi kehidupan sehari-hari
masyarakat.
Rijoq, keberadaanya pertunjukan kesenian traditional nyanyian rakyat suku Dayak dengan dialek Tunjung. Rijoq
memiliki fungsi sebagai media hiburan pada aktivitas harian masyarakat yang
sangat di gemari hingga kini oleh masyarakat suku tersebut. Kesenian rijoq sebagai tempat ekspresi bagi
masyarakat dayak tonyoi, dan tak khayal juga sebagai sarana komunikasi kepada
leluhurnya, wahana penyampaian pesan nilai-nilai dan kontrol sosial dari
syair-syair kesenian rijoq tercermin pula adat istiadat dayak tonyoi seperti
keterikatan roh leluhur dengan masyarakat yang masih hidup didunia, nyanyian
rijoq yang semula kelihatan sangat sederhana ternyata mengandung konvensi
musikal yang kompleks dan dipatuhi dalam setiap penyajian.
Sumber lagu dan lirik Tonau; youtube https://youtu.be/fxdtaE-2nfs?t=129
Tonau
Mutn
usur kabut-kabut
Sooq
calatn kekaat makaat
Nameq
bekab besiiq bincakng
Waweeq
lihaaq empeeq umaaq
Nyetikap
amuh tangkap
Perawaat
kabatn samaan
Ngaq
umaq taotn asakng ehau
Neaau
taotn ulant merikng nyahuu
Tonau
tonau
Betangkap
asakng ehau
Tonau
tonau
Betangkap
samer sepekat
Sempekat
masyarakat
Boteq
ohai boteq tawaq
Taq
itiit samaaq keliit
Samaaq
rasaaq samaaq kasaaq
Nyetikap
amuh tangkap
Royong
Embun
pagi kabut-kabut
Sudah
berangkat ke ladang
Bawa
bekal peralatan kerja
Wanita
pria sampai ladang
Cepat-cepat
selesaikan pekerjaan
Membantu
handal taulan
Membuka
ladang hati senang
Lihat
tahun bulan isyarat alam
Royong-royong
Bekerja
hati senang
Royong-royong
Bekerja
sambil sepakat
Sepakat
masyarakat
Jangan
kurang jangan hilang
Yang
kecil sama sedikit
Sama rasa sama merasa
Dalam
penulisan nyanyian rakyat saya mengangkat nyanyian rakyat rijoq tonau nyanyian
yang mengekspresikan tentang masyarakat yang bergotong royong untuk menanam
padi di ladang. Rijoq Tonau memiliki pemahaman idealisme “..mengajarkan bahwa
hakikat dunia fisik hanya dapat di pahami kaitannya dengan jiwa dan ruh.
..realitas ini terdiri atas ruh-ruh (sukma) atau jiwa, ide-ide dan pikiran atau
sejenis dengan itu. ..penting dalam perkembangan sejarah pemikiran manusia” (Maksum,
2015:361).
Paham idealisme sangat berkaitan dengan
nyanyian rakyat Rijok Tonau, “Wanita pria sampai ladang, Cepat-cepat selesaikan
pekerjaan, Membantu handal taulan, Membuka ladang hati senang, Lihat tahun
bulan isyarat alam, Royong-royong”. Arti taulan
atau menaul dalam sajak rijoq tonau
adalah menambat atau meletakan sesuatu, sesuai dengan nyanyian mendeskripsikan
tentang masyarakat yang sedang bergotong-royong menanam padi di ladang dengan
menambat bibit padi ke tanah secara bersama-sama. Dalam sajak ini, kesamaan
gender sama-sama melakukan pekerjaan ke ladang, dengan emosional positif yang
di terima sebagai rasa wujud apresiasi emosional gender tersebut. Mereka melakukan
aktivitas tersebut dengan melihat tahun dan bulan untuk menghitung hasil mereka
tanam dan tuai dengan cara bekerja sama.
Peran masyarakat saat itu sudah dapat
menyadari kebahagiaan atau rasa emosional mereka akan di dapat melalui proses
apa yang telah mereka lakukan. Hal ini yang membetuk sejarah pemikiran manusia
pada zaman itu, bahwa tubuh bisa bahagia bila kita melakukan aktivitas hakikat
dunia dengan bergotong-royong mendapatkan hasil yang cepat. Dan cara
mengucapkan rasa syukur mereka terhadap alam yaq dengan berijoq, mengirim
komunikasi pada leluhur tentang sejarah pertumbuhan pemikiran mereka yang
berkembang dan berlanjut. Sehingga masuklah paham idealisme dalam nyanyian
rakyat rijoq tonau.
Nyanyian rakyat memang bukti kesenian
daerah dalam berbahasa, pemikiran/paham, ilmu antropologi, satra dan
etnomusikologi yaitu study musik dari aspek oral, aspek sosial, kultural,
psikologi. Zaman lah yang menentukan revolusi kesenian, tercipta revelitas yang
tidak relevan dengan zaman prasejarah hingga terjadinya sejarah. Hal ini yang
menimbulkan konflik pro-kontra salah-satunya dalam pemikiran idealisme pada
nyanyian rakyat ini, yang berbeda pandangan dengan paradigma era globalisasi. Sekarang
kita harus bertindak dalam menelaah esensi kesenian rakyat yang memiliki
estetika tersendiri, memilah mana yang benar mana yang tidak, sebab kita sudah
memiliki kepercayaan masing-masing. Dan tujuan kita adalah menikmati budaya
yang ada, bila tidak sesuai dengan budaya yang ada sekarang, kita lah yang
pintar-pintar menyesuaikannya.
Sumber
refrensi
Asito
Wojow S.1999.Kamus Bahasa Indonesia.
Malang:C.V.Pengarang.
Danandjaja,
James.2007.Folklore Indonesia; Ilmu gosip,dongeng,dan lain-lain.Jakarta:Grafiti.
Maksum, Ali.2015.Pengantar Filsafat.Depok:AR.RUZZ-MEDIA.
Marsono.2011.Morfologi Bahasa Indonesia dan Nusantara.Yogyakarta:Gadjah
Mada University Press.
Saya menggunakan informan tambahan/bantuan, data informan
tambahan tersebut di bawah ini.
Nama : Neri
Herningsih S.Pd
Umur : 57
tahun
Jenis kelamin :
Perempuan
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Perjuangan No.
31 RT. 003 Sempaja Selatan, Samarinda Utara, Kalimantan Timur 75119